Engkau
membuka matamu disaat ayam enggan lagi berkokok
Masih
terbayang dibenakmu pertandingan sepak bola tadi malam
Berjalan
sempoyongan, terbelalak saat melihat ke arah jam
Sudah
pukul 7 rupanya..
Bergegas meraih seragam, hingga lupa membasahi
tubuhmu
Dengan berdasi kaus kaki, engkau
berangkat ke sekolah
Berlari dan terjatuh, berharap gerbang
masih terbuka
Beruntung, 15 cm celah gerbang masih
terbuka untukmu memasuki sekolah
Inilah
saatnya para pelajar berperang
Tetapi
lain halnya dengan dirimu wahai pelajar beraroma bak bunga Rafflesia..
Engkau
sibuk mencari dimana Blackberry-mu
Lelaki
berwajah tegap berkumis tipis pun memberikan sebuah kertas bertulisan dimejamu,
tanda ulangan akan dimulai
Engkau mulai menghentikan pencarianmu
Gelisah, bingung, yang mana yang harus
engkau silang dikertas itu
Memutar leher ke kiri dan ke kanan,
berharap teman sebelahmu lengah
Tanpa sadar, waktu telah berakhir
Kepasrahan melekat diwajahmu, berharap
semua akan baik-baik saja
Kertas
ulangan pun dibagikan kembali dua hari kemudian
Diam,
hanya itu yang bisa engkau perbuat didepan orangtuamu
Mendengar
mereka berpidato panjang sambil memampangkan hasil ulanganmu
Hanya
satu inti pidato panjang itu
Belajarlah,
seakan-akan hanya itu yang bisa engkau lakukan sepanjang hidupmu
By: Tri Ayuningtias
Mahasiswi Universitas Andalas Jurusan Farmasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar