Powered By Blogger

Senin, 29 Juli 2013

Jomblo's Story

"Sendirian? Dasar jomblo"
"Jomblo sih"
Kata-kata ini hampir setiap hari aku dengar atau pun aku baca di twitter sejak SMA kelas XII.
Kadang aku yang dibully dan terkadang teman aku yang dibully, atau malah saling nge-bully. Aku sih cuma bisa senyum ya kalau orang yang bully aku. Kadang gak bisa nerima dengan kata-kata itu. Malah yang parahnya lagi dia sok-sok bilang semua orang jomblo, tapi dia sendiri jomblo juga. --"

"Ganteng-ganteng kok belum ada yang punya sih?" "By, kapan ni kau pacaran?" "Kau udah pernah pacaran?" berbagai macam pertanyaan datang kepadaku tentang pacaran. Ada sih kemauan punya gebetan, tapi masih setengah-setengah. Mending gak usah ya daripada bikin sakit hati aja. Hihi.

Tapi ada satu prinsip aku, yang dari dulu aku tanamkan yaitu gak mau punya gebetan dulu sampai saatnya. Ini aku udah setuju dengan orangtua aku. Aku gak mau masa depan suram cuma gara-gara gebetan. Untuk apa punya prinsip, kemudian diletak di dengkul kemudian melorot ke telapak kaki dan akhirnya menginjak-injak prinsip diri sendiri. Kan gak lucu. Ya gak? Selain itu kalau masih nge-jomblo kan kita bisa bebas kemana aja kita suka, kita bisa lakuin. Tapi kayaknya aku masih labil.

Seberapa pentingkah pacar dalam kehidupan? Kebanyakan orang-orang mengatakan kalau punya pacar itu bisa sharing, bisa curhat, bisanyari jalan keluar setelah diskusi dengan cara pandang dan pendekatan perasaan yang berbeda. Tapi menurut aku, semua itu bisa kita lakukan dengan teman. Kalau mau sama teman lawan jenis, apa kita nggak coba curhat sama ibu atau kakak bahkan adik perempuan kita.

Lalu ada pula yang mengatakan ada perasaan yang berbeda. Kalau dengan gebetan didasari rasa cinta, ada debar asmara saat kita berkomunikasi dengannya. Kalau menurut aku memangnya antara ibu, kakak, atau pun adik perempuan gak ada ikatan rasa cinta? Kebanyakan pacaran itu kita pengen lebih dekat karena dikompori dengan hawa nafsu supaya bisa berduaan sepanjang waktu.

Lalu kita gak boleh dekat dengan lawan jenis gitu? Boleh-boleh saja kok. Asalkan ada batas ukurannya. Tau gak apa itu ukurannya? Yaa, ajaran Islam, Jika kamu mengakui bahwa Islam sebagai agamamu dan sebagai petunjuk jalan.

Pacaran itu karena dibawa oleh hawa nafsu. Syariat Islam bukan berarti mematikan hawa nafsu melainkan mengendalikan hawa nafsu supaya baik jalannya. *tiba-tiba nyanyi mengendali kuda supaya baik jalannya~ lho?? kok jadi nyanyi gini? ._. Terserah sih mau ngikutin saran ini atau nggak. Syariat Islam itu untuk menyelamatkan manusia, bukan mencelakakan.

Kalau mau ngikutin sih, ya butuh waktu untuk berubah. Butuh proses. Aku ngaku aja, aku belum bisa juga yang seperti ini. Tapi gak tau deh. Lebih baik menjomblo daripada maksiat kepada Allah. Gak perlu pacaran karena ingin dibilang gaul dan laku. Meskipun kamu jomblo tapi kamu tetap keren dengan menunjukkan harga diri dan kehormatanmu di hadapan Allah. Sebutan jomblo itu jangan bikin kamu panas dan akhirnya ngikutin saran teman untuk nyari pacar. Sebaiknya, jadikan ledekan itu membuat kamu tetap merasa yakin dengan sikapmu bahwa tidaklah merana dengan statusmu yang menjomblo. Tunjukin bahwa dirimu itu mampu berprestasi dan berkarya yang banyak manfaatnya bagi orang lain meskipun statusmu jomblo.

Banyak lho untungnya gak punya gebetan, contohnya aja ini kita gak perlu mikirin janji sama gebetan, nggak perlu traktir gebetan tiap minggu, gak mikirin beli makanan, baju segala macam deh. Asik juga ya? Ternyata jadi jomblo bisa ceria. Tapi banyak yang bilang kalau ngejomblo itu musibah. Lho kenapa? Tapi kalau kita memandang sebagai hal yang menyulitkan makanya aja mgejomblo itu musibah. Coba dibawa biasa saja dan bukan persoalan yang besar, ya nikmati apa adanya.

Memang seberapa besar sih derita menjomblo itu? Malah berkah lho. Kenapa? Yaa, karena mengurangi hal-hal negatif yang bisa bikin dosa. Berapa dana yang keluar untuk gebetan biar kelihatan romantis?

Jadi, bagi kamu yang nge-jomblo bersyukur deh karena sebuah berkah dan tak perlu disesali atau membuat kita harus bersedih. Enjoy aja ^^

Nggak salah kan kalau aku menulis seperti ini?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar